Minggu, 27 Juli 2008

HYPNOSIS #2 HEURISTIC THINKING DAN FENOMENA KRIMINAL ATAS NAMA HYPNOSIS

HYPNOSIS #2 HEURISTIC THINKING DAN FENOMENA KRIMINAL ATAS NAMA HYPNOSIS
20 April 2007Asep Haerul Gani
a. Modus Pemikiran Systematic dan Heuristic
Sejumlah ahli mengatakan bahwa ada dua kutub cara berpikir manusia, yaitu cara berpikir sistematik dan cara berpikir heuristic . Cara berpikir sistematik bercirikan pemikiran yang penuh upaya dan kehati-hatian , proses pemikirannya aktif , kreatif dan sadar. Saat Anda dalam pemikiran sistematik sejumlah hal anda anggap penting dan berpengaruh. Pemikir sistematik akan mencari argumen berupa fakta, bukti, contoh alasan dan logika . Seorang yang berpikir sistematik saat melihat iklan di Televisi , pemikirannya asyik mempertanyakan apakah klaim iklan tersebut didukung data penelitian, apakah mengandung kebenaran atau apakah data statistik yang disampaikannya validitasnya bisa dipercaya.
Di kutub lainnya, pemikiran heuristic bercirikan pemikiran yang sambil lalu, ambil jalan pintas, sadar atas situasi meskipun tidak cermat dalam menangkap kejanggalan, kesalahan dan kegamangan dari situasi. Pada pemikiran heuristic , Argumen justru tidak dipandang penting, baginya Cues atau Pertanda berupa daya tarik,keakraban dan keahlian sumber lebih dipandang berharga. Seorang yang sedang menggunakan pemikiran heuristic saat melihat iklan televisi , ia melihat iklan itu sambil lalu dan tertarik pada lambang-lambang atau pertanda yang disampaikan iklan.
Faktor situasi mempengaruhi pula penggunaan dua cara berpikir ini. Pada situasi yang Anda pandang berhubungan erat dengan diri Anda , Anda akan cenderung menggunakan pemikiran Sistematik. Sedangkan bila situasi tersebut tidak begitu erat kaitannya dengan diri Anda , Anda cenderung menggunakan pemikiran heuristic. Contoh saat Anda membaca surat kabar atau majalah. Anda cenderung menggunakan pemikiran sistematis saat membaca artikel, tulisan atau reportase yang ada kaitannya dengan pekerjaan Anda atau perusahaan Anda atau minat Anda, sedangkan untuk artikel dan tulisan lain yang tidak masuk dalam kategori minat Anda anda akan membacanya dengan pemikiran heurustic.


Faktor kepribadian di sisi lain juga berpengaruh terhadap penggunaan dua cara berpikir ini. Ada sejumlah orang yang lebih menyukai pemikiran yang satu ketimbang pemikiran yang lain. Ada sebagian orang yang memiliki kenyamanan dalam berfikir analitis dan selalu hati-hati dalam memikirkan sesuatu. Sedangkan ada orang lainnya yang kurang mau memikirkan sesuatu secara serius.
Meskipun demikian setiap hari pemikiran kita bergerak terus di antara 2 kutub ini. Seorang istri yang terhanyut saat menonton Film Kuch-Kuch Hotahai di Televisi sampai menangis, saat itu pemikirannya sedang dikuasai pemikiran heuristic. Sedangkan suaminya yang meledek istrinya dan mengatakan, ”Mah itu kan Cuma akting, di depan sini ada Sutradara, di sebelah kanan dan kiri ada lighting man, pake nangis segala” saat itu melihat film yang sama dengan pemikiran sistematik.
b. Bedah Kasus Kriminalitas yang dialamatkan ke Hypnosis
Kasus 1.
Suatu kali handphone si Doel bergetar, ada SMS masuk dan tertulis ”Selamat, Anda mendapatkan hadiah Handphone NOKIA model abc , hubungi nomor telepon XXXX”. Seseorang yang menggunakan pemikiran systematis, saat membaca tulisan di SMS itu akan langsung melacak fakta dan data apakah ia pernah ikutan program undian berhadiah atau tidak dan mengecek apakah nomor telepon tersebut adalah nomor telepon penyelenggara. Bila fakta dan data menunjukkan error, maka ia memutuskan untuk men-delete SMS itu.
Sementara itu Si Doel yang membaca SMS itu dan saat itu dikuasai pemikiran heuristic. Ia membaca itu dan menangkap Cues berupa bayangan enaknya dan bangganya sedang memakai handphone NOKIA terbaru dan sedang memamerkannya ke teman-teman. Pemikiran heuristic ini membuatnya bergerak untuk menghubungi nomor telepon XXXX. Saat si Doel menghubungi nomor telepon tersebut, dari seberang sana si penelepon mengajukan pertanyaan (data ini sudah diketahui awal oleh si penelepon) yang akan dijawab YA.
Penelepon ” Nama Anda Abdoel kan?
Abdoel ” Ya
Penelepon ” Alamat Anda di Jl. ….., kan ¿
Abdoel ” Ya
Penelepon ” Anda bekerja di ..... kan ...?
Abdoel ”Ya
Penelepon ” Anda akan dapatkan Handphone NOKIA , sayaratnya adalah KIRIMKAN PULSA sebesar Rp 100.000 ke Nomor . Kami tunggu 10 menit lagi agar NOKIA ini menjadi milik Anda.
Bila Abdoel tetap dalam pemikiran Heuristic, ia akan mencari pulsa , mengirimkan pulsa dan tentunya TAK ADA NOKIA. Menarik bahwa si penipu ini dalam menjalankan aksinya memanfaatkan betul pemikiran heuristic dan memanfaatkan pola komunikasi Pacing-Pacing-Pacing-Leading dan Yes Tag Question.


Kasus 2.
Abdul Jabbar mahasiswa UMJ naik angkot D01 Kebayoran Lama –Ciputat di depan pintu masuk Terminal Leba Bulus. Di bagian belakang angkot sudah ada penumpang di pojok seorang ibu. Ia kemudian memilih duduk di kursi sisi kanan angkot duduk di tengah. Angkot berjalan.
Di perempatan Pasar Jumat naik 3 penumpang laki-laki. Penumpang pertama duduk samping kanan Abdul Jabar. Penumpang kedua duduk samping kiri Abdul Jabbar. Penumpang ketiga berpakaian necis berdasi membawa selebaran pijat reflexi. Abdul Jabbar saat itu asyik sedang melihat fitur-fitur di handphone barunya.
Saat asyik-asyiknya, penumpang Necis berkata, Dek, Anda sepertinya cape sekali Ya ? Abdul Jabar menjawab ”Ya”, ”Sini saya pijat reflexi” kata si penumpang necis, sambil tangannya langsung memegang betis kiri Abdul Jabar dan memijitnya. Abdul Jabbar hanya berpikir orang ini baik banget nih . Saat pemikiran heuristiknya memenuhi kesadarannya, pemikiran sistematiknya lumpuh, tak sempat lagi sadari handphone ditaruh dimana. Ia asyik dengan pijitan pria necis.
Di Plaza Ciputat Mas , pria samping kanan menghentikan angkot lalu turun, Menjelang 50 meter lagi ke kampus UMJ , penumpang samping kiri berkata ” Mas, tadi bawa handphone kan ?”. Abdul Jabbar sadar dan mengecek handphone nya sudah raib. Penumpang samping kanan mengatakan ” Turun mas, segera, orang yang tadi turun tuh kayaknya yang ngambil”. Angkot pun berhenti. Abdul Jabbar turun, pria samping kanan turun, dan pria necis pun turun.
Menurut supir Angkot , ketiga pria ini berkomplot dalam menjalankan modus kejahatannya, ia tadi sudah mengingatkan Abdul Jabbar namun tidak digubris.
Kasus 3
Seorang Ibu bergegas keluar dari Bank Niaga Jl. Sudirman setelah mengambil uang. Ia berjalan menuju halte di depan Bank Niaga. Di halte ia melihat ada 3 orang laki-laki , 2 laki-laki di ujung sebelah kanan halte berdiri dengan badan seperti pegulat, tangan bertato dan tampang sangar. 1 laki-laki di ujung sebelah kiri berjas berdasi berpenampilan rapi dan membawa tas kulit dengan merk mahal.
Pemikiran yang muncul di si Ibu saat melihat 2 laki-laki bertato adalah ”wah gawat, mereka jahat, bahaya nih” . Pemikiran ini membuat si ibu kelihatan cemas dan ada pergerakan tubuh mendekati si pria perlente . Ini pun akibat pemikiran heuristic pula ”Laki-laki ini keren, murah senyum, rapi, bisa dipercaya”. Saat sang ibu mendekat , maka sangpria perlente mengajukan Yes Tag question , ”Ibu terlihat cemas Ya? ”, ”Ibu sepertinya ketakutan akan keselamatan ibu ?”, ” Ibu khawatir dengan kedua pria di ujung sana ?” Semua pertanyaan ini dijawab ”Ya” oleh si Ibu. Si perlente lalu mangajak si Ibu yang masih dalam pemikiran heuristic” BU, mari kita naik taksi bersama !”. Dan tanpa curiga sedikitpun, si Ibu ikut dengan sang pria perlente. Ternyata di Taxi inilah si Ibu akhirnya memberikan uangnya kepada si perlente.




Kasus 4
Seorang haji berusia 45 tahun dua bulan lalu mengisi kupon undian berhadiah mobil Xenia. Dua minggiu yang lalu ia mendapatkan Surat lengkap (dipalsukan) yang menyatakan bahwa ia memenangkan Xenia dan harus membayarkan pajak barang hadiah sekitar Rp 40 juta dan segera menghubungi nomor telepon XXXX . Pemikiran heuristic menyebabkan ia membayangkan sudah berada di dalam mobil Xenia dan berjalan-jalan dengan mobil barunya. Setelah menelepon nomor tersebut ia mendapatkan informasi bahwa Pajak Hadiahnya 75 % dibayarkan oleh perusahaan, ia tinggal membayarkan Rp 10 juta saja sekarang. Karena sang Haji dalam pemikiran heuristik, kalimat ini dipandang sebagai anugerah, keuntungan dll. Ia lupo mengecek peraturan perpajakan, ia pun hilap – mana ada pembayaran pajak menggunakan rekening pribadi, ia langsung mabur ke ATM BCA terdekat dan langsung transfer uang. Sepuluh juta melayang, Xenia hanya terbayang.
c. Pencegahan dari kejahatan tipe ini
1. Selalulah berupaya sadar saat di area publik, utamanya saat turun dan keluar dari kendaraan,saat keluar dari kerumunan, keluar dari teater atau tempat-tempat tertutup lainnya. Pulihkan kesadaran anda 100% .
2. Gunakan pemikiran systematik anda saat anda berada di area-area umum.
Salam hangat dari Ciwandan
Pun Sapun Ampun Paralun
Pakena Gawe Rahayu, Sangkan Nanjung di Juritan, Nanjeur di Buana.
Asep Haerul Gani
( Sumber Internet )

Tidak ada komentar: